Disebutistimewa karena Pondok Pesantren (Ponpes) Bali Bina Insani (BBI), nama pesantren itu, mempraktikkan hal-hal yang mungkin tak diterapkan di ponpes lainnya. Berada di tengah permukiman Hindu, Ponpes BBI memiliki interaksi yang sangat harmonis dengan lingkungan dan masyarakat sekitar yang beragama Hindu. Hubungan yang harmonis itu antara Di pesantren ini, ada 73 guru yang mukim dan pulang-pergi. Dari jumlah itu, guru yang beragama Hindu ada 16 orang sampai sekarang ini," jelas Sekretaris Yayasan Pondok Pesantren Bali Bina Insani LokasiPondok pesantren Bina Insani terletak di Dukuh Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam non formal berupa pondok pesantren moderen yang berdiri sejak tahun 1999 pada tanah seluas 7025 m2. Lokasi Pondok pesantren Bina Insani terletak di Dukuh Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Vay Tiền Nhanh. Close Down Al-Huda Islamic Institute of Mississauga, OntarioНаправленоThe Canadian PublicЭта петиция собрала 1 647 подписантовПочему эта петиция важнаA girl and three young women left Canada to join ISIS in Syria after studying at the Al-Huda Islamic Institute in Mississauga, Ont. — a school whose sister institution in Pakistan is now connected to the mass shooting in California. In the interest of public safety and the prevention of the promotion of religious terrorism this institution must be closed for all time. Петиция закрытаЭта петиция собрала 1 647 подписантовРасскажите о петиции DENPASAR - Sebuah pesantren istimewa berdiri di Desa Meliling, Kabupaten Tabanan, Bali. Disebut istimewa karena Pondok Pesantren Ponpes Bali Bina Insani BBI, nama pesantren itu, mempraktikkan hal-hal yang mungkin tak diterapkan di ponpes lainnya. Berada di tengah permukiman Hindu, Ponpes BBI memiliki interaksi yang sangat harmonis dengan lingkungan dan masyarakat sekitar yang beragama Hindu. Hubungan yang harmonis itu antara lain ditunjukkan lewat sikap toleran ponpes dengan melibatkan sejumlah guru beragama Hindu."Mungkin ini satu-satunya ponpes di Indonesia yang menjadikan umat non-Muslim sebagai tenaga pengajar," kata Ketua Yayasan La Royba, yayasan yang menaungi Ponpes BBI, H Ketut Imaduddin Jamal saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Menlu Retno LP Marsudi bersama delegasi Bali Democratic Forum BDF IX di Ponpes BBI, Tabanan, Jumat 9/12. Ponpes ini memang menjadi salah satu model toleransi di Bali yang disurvei Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osamah bin Mohammed al Shuaibi yang menjadi salah satu anggota delegasi BDF, sempat bertanya kepada Imaduddin tentang arti Bali Bina Insani. Menjawab pertanyaan itu, Imaduddin menjelaskan, bina berarti pendidikan atau pembinaan, sedangkan insani berarti manusia. "Jadi, ini lembaga pendidikan untuk seluruh masyarakat di Bali," ujar Imaduddin yang juga Ketua Pengadilan Agama lanjut Imaduddin menjelaskan, ponpes yang dipimpinnya telah mempraktikkan toleransi antarumat beragama bahkan ketika negara asing masih berbicara toleransi hanya sebagai ide dan cita-cita."Toleransi beragama di pesantren ini adalah fakta. Ada 16 guru beragama Hindu di sini, yang mayoritas muridnya beragama Islam. Di Madrasah Aliyah 50 persen Hindu, sedangkan 50 persen itu Islam," ujar mengatakan, pesantren ini tidak mengedepankan perbedaan, tetapi mengedepankan persamaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Hal itu dapat dilihat pada kegiatan penggemukan sapi milik ponpes yang dikelola umat Hindu. Di hadapan peserta BDF, Imaduddin juga mengungkapkan, Ponpes Bali Bina Insani terbuka untuk semua umat, termasuk melibatkan guru-guru non-Muslim sebagai tenaga seorang guru ponpes ini, Made Suardini, yang beragama Hindu, mengatakan, kendati ia dan sejumlah guru lainnya bukan pemeluk agama Islam, tidak ada diskriminasi dari pihak ponpes terhadap mereka. Dalam hal pengembangan karier, misalnya, mereka tetap memperoleh kesempatan yang sama. "Makanya kami betah di sini, bahkan sudah mengajar belasan tahun lamanya," tutur Made sekadar berbincang dan melihat-lihat, pada kesempatan itu Osamah atas nama Pemerintah Arab Saudi juga menyampaikan komitmen bantuan dana senilai 50 ribu dolar AS untuk Ponpes BBI. ''Ini untuk mendukung kegiatan pendidikan di ma'had ini,'' ujarnya kunjungan tersebut, Menlu beserta delegasi BDF dihibur dengan tarian tadisional Bunga Sandat Tabanan, hadrah, dan gamelan yang diperagakan oleh santriwan dan santriwati Pesantren Bali Bina Insani BBI."Pada hari kedua BDF IX, kami mengajak para peserta berkunjung ke pondok pesantren ini untuk memperlihatkan bagaimana kebersamaan dan toleransi itu berjalan di masyarakat," ujar BBI telah membuktikan adanya toleransi itu. Di tengah kehidupan masyarakat Hindu di Tabanan, kata Menlu, ada satu pondok pesantren yang hidup nyaman dan dapat berinteraksi tanpa gangguan apa pun dengan masyarakat di sekitarnya. Sebagian gurunya juga berasal dari latar belakang agama yang berbeda. "Jadi, ini betul-betul satu contoh bagaimana perbedaan ini dirayakan serta menjadi modal untuk membangun,'' ungkap menlu menjelaskan. sumber antara Profil Pondok Pesantren Modern selanjutnya disingkat PPM BINA INSANI berada di dusun Baran, Desa Ketapang, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, Jawa tengah. Awalnya pondok ini adalah sebuah pengajian Alquran secara musafahah dan peshalatan ba’da Maghrib yang diselenggarakan di Masjid Al-Huda Baran. Pengajian itu tadinya diselenggarakan di rumah alm. Bapak Kamsu, sekitar tahun 1965, karena tidak tertampung lagi, maka dipindahkan ke masjid. Peserta didiknya adalah anak-anak dari lingkungan masjid dan anak-anak dari warga dusun tetangga. Pengasuhnya, imam dan ta’mir masjid seperti Bapak Kamsu Abdul Rasyid, Bapak Muhlison, Bapak Uri Abdul Rasyid, Bapak Muhri, Sarman, dan lainnya. Pada tahun 1992 pengajian ini dikembangkan menjadi TKA, TPA, Madrasah Diniyah Manarul Huda, dikelola oleh Remaja Masjid dengan sistem klasikal. Materi pelajaran dikembangkan dalam kurikulum TKA-TPA, dan kurikulum Madrasah Diniyyah dengan kegiatan ektrakurikuler, seperti rabbana, Seni baca Alquran, muhadharah, dan drum band. Tahun demi tahun menunjukkan peningkatan, baik dari kualitas maupun kuantitas. Dari segi kualitas pada tahun 1997 pernah juara umum lomba Festival Anak Shalih FASI tingkat Kab. Semarang. Dari segi kuantitas menunujukkan adanya peningkatan dan jumlah santri yang awalnya sekitar 20 - an anak hingga mencapai 300 anak. Adapun dari fasilitas sarana dan prasarana lembaga ini menempati gedung yang dibangun di atas tanah waqaf dari almarhum Bapak Kamsu Abdul Rasyid, Bapak Muhlisan dan Bapak Uri Abdul Rasyid. Pembangunan gedung fisiknya dibangun oleh Haji Umar sesepuh desa, sedangkan mebelernya dari Bapak Haji Suwandi tokoh masyarakat dan keluarga Haji Ahmad Tamin Said Jakarta. Pada perkembangan berikutnya atas masukan dari para kyai dan tokoh-tokoh masyarakat untuk mendirikan pondok pesantren yang di dalamnya ada pendidikan formalnya, maka pada tahun 1999 disusun tim perumus dan pendiri pondok pesantren sekaligus yayasan yang akan menaunginya lembaga yang akan didirikan itu. Ide besar pendirian Pondok pesantren Modern bertujuan untuk membangun dan mencetak insan seutuhnya, calon ilmuwan, dan ulama` kepesantrenan, keterampilan serta penanaman akhlak islami, memadukan sistem pendidikan tradisional dan modern dengan spesialisasi yang jelas dan terarah. Di samping itu, juga berangkat dari keprihatinan terhadap kenyataan banyak tamatan sekolah SMP dan SMA akhir-akhir ini kurang memahami dan menghayati agamanya baca Islam, bidang penguasaan ilmu-ilmu Eksak dan Bahasa Inggris yang sangat rendah, tidak mempunyai keterampilan yang jelas dan memadai, terkena wabah “malas”, santai, dan cenderung lebih kurang ajar’ Di sisi lain, pondok pesantren lebih banyak mengarahkan ke ilmu-ilmu keakhiratan, dan kurang membumi. Karena itulah PPM BINA INSANI ini hadir dengan misi” membumikan pesantren. Maksud “membumikan pesantren” di sini, adalah mengarahkan pendidikan pesantren bersifat kekinian, bukan hanya ilmu yang melangit’ yang buahnya dipanen di akhirat, tetapi juga dapat diaplikasikan dan dipanen di bumi sekarang itu juga PPM BINA INSANI didirikan oleh Yayasan Pendidikan Islam Haji Ahmad Tamin Said tahun 1999, diambil dari nama pewakaf wakif utama Alm Haji Ahmad Tamin Said, warga Jakarta, disingkat YPI AHMADINA, yang kemudian didaftarkan pada pejabat pembuat akte Notaris Hendrati Prasetyosiwi, SH., dengan nomor 1 tanggal 02 Juni 1999. Di awal rencana pendiriannya, untuk menyusun kurikulum, rencana, serta program kerja Pondok,para penggagas dan pendiri membentuk Team Sembilan atau yang kami istilahkan dengan Team Kopeng yang berjumlah sepuluh orang untuk merumuskannya, yaitu H. Zuhroni, MA., alumnus PTIQ Jakarta, pendidikan terakhir S-3 UIN Jakarta, aktivitas sehari-hari sebagai dosen tetap Universitas YARSI Jakarta, sebagai penggagas awal, jabatan di PPM BINA INSANI menjadi Ketua Umum Yayasan. KH. Muntaha Azhari, MAalm., alumnus PTIQ Jakarta, jabatan terakhir sebagai Wakil Rektor PTIQ Jakarta, selain menjadi anggota tetap juri MTQ Nasional, jabatan di PPM BINA INSANI sebagai Ketua Yayasan. Muhsoni, praktisi pendidikan pesantren, alumni Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang, selanjutnya sebagai Pengasuh PPM BINA INSANI. Muhammad Munzaini, praktisi pendidikan, alumnus IAIN Walisanga Salatiga dan UNU Surakarta. Selanjutnya sebagai kepala Sekolah. Sholih Mubin,S Ag., praktisi pendidikan, mubaligh, dan tokoh masyarakat. Mustofa, alumnus IAIN Walisanga Salatiga, praktisi pendidikan dan LSM. Trijono, masyarakat dan praktisi pendidikan. Islam, praktisi pendidikan. Munjazinul Arif. S Ag, alumni IAIN Walisanga Salatiga, dan aktivis LSM. H. Imam Baihaqi, MA., Dosen STAIN Walisanga Salatiga. Setelah berhasil merumuskan garis besar rencana pendirian Pondok dengan ciri dan model yang ditentukan, kami mengsosialisasikannya kepada berbagai pihak kalangan masyarakat, di antaranya mengundang tokoh-tokoh masyarakat, para Kiyai, perangkat desa, dan tokoh-tokoh pendidikan di sekitar lokasi untuk mendapatkan restu dan masukan-masukan konstruktif untuk mewujudkan rencana mendirikan dan membangun Pondok ini. Di antaranya adalah Pengasuh Pondok Jetis KH Mubarak Thaha, K. Anis Thaha, Kepala desa Ketapang, kepala-kepala SDN dan MI sekitar,dan lain-lain. PPM BINA INSANI berupaya memadukan sistem pendidikan Islam tradisional Pondok tradisional atau salafiyah dan modern Pondok Pesantren Khalafiyah, dengan spesialisasi dan konsentrasi yang jelas dan terarah, disesuikan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat Islam di masa kini dan mendatang, memadukan ilmu keakhiratan dan duniawi sekaligus dengan porsi yang sama. Secara umum, paket pengajaran PPM BINA INSANI dibagi dua, paket sekolah dan paket pesantren, namun dalam aplikasinya merupakan perpaduan dan integrasi. Seluruh paket tersebut disampaikan dengan sistem klasikal berjenjang, artinya paket sekolah dan pesantren wajib diikuti oleh semua santri dibagi berdasarkan kelas-kelas. Visi dan Misi Visi Mewujudkan Insan yang shalih-shalihah, berprestasi, mandiri, dan berwawasan lingkungan. Misi Mengkaji, menghayati, dan mengamalkan syariat Islam yang komprehensif dan rahmatan lil 27/11/2019 0928 WIB - Administrator

pondok pesantren bina insani